Hikayat
Senja dan Gadis
A.
Deskripsi
Kisah ini kutulis dengan kata-kata yang
bersumber dari buah imaji yang saat ini selalu memaksakan hamba untuk menulis
apa yang melintas dibenak-benak seseorang, sehingga tidak menciptakan konflik
antara hati dan jiwa, sebab seorang falasafah mengatakan philo dan shopia
adalah pecinta yang bijaksana yang menyadari eksitensi nilai akal, pikiran dan
pengetahuan”. Lalu Kisah ini kupercik dari sahabat temanku dan kisah ini juga
tentang cinta yang akan menjawab antara harapan dan kenyataan, bahwasanya manusia
hidup dengan cinta dan kembali dengan cinta tapi apakah manusia bisa lepas dari
cinta dan hidup tanpa cinta?????......
B.
Argumentasi
Seorang gadis menampakan wajah kusutnya di media kulihat sore ini, namun
wajah itu tak nampak seperti !!!!!.... jika kau melihatnya’, maaf aku
melihatnya dari sudut yang berbeda dengan kamu, maafkan aku, jika kau
mengatakan bahwa ini tebakkan saya, namun saya terima hal itu karena saya akan
mencoba membuat fiksi yang mengilustrasikan wajah-wajah kusut dari
tulang-tulang sang Adam katanya begitu “fiksi”. Bagi saya wanita adalah
manifestasi keindahan wujud tuhan namun salah, ketika wanita itu membuat
manifestasinya tak berwuduh, di kisahkan tentang bagaimana jikalau kau melihat
senja yang sama pada esok harinya lagi.
Pernahkah kau ditanya? Pertanyaannya bisakah aku dapat bercanda lagi dengan kalian, maka ini yang ku sebut adalah cinta yang menggantung harapan dan kenyataan supaya sesorang dapat memahaminya....
Gadis: mengatakan Hei kawan jangan sembarangan ...”lalu dijawabnya”
Senja : kata-kataku baik-baik saja... “dan dia membalas cakap saya”
Gadis : iya baik, tapi kata-katamu mengigatkan aku dengan seseorang, “tolong jangan”... lalu dia menayakan saya, bisakah kita bercanda lagi “ kita bertiga”, ooh..., iya’ boleh., kenapa TIDAK!!!! Ujar saya., lalu Dia tertawa meriang....hhhh....hhh.........hhhhhhhh.......”, dia bilang kangen “Rindu” dengan bercanda dan gurau kalian !!!... lalu aku menjawabnya : Diantara senja kau ada diantaranya, siapakah manusia itu? “Tak ada yang membedakan”, kita adalah manusia yang silahturahmi yang pada akhirnya akan sadar bahwa sore itu adalah senja yang sama dan kisah cinta yang selalu sama sebab manusia berdiri sama ratanya, harum mawar sudah tentu beda topiknya”, kalau saja masih sama barangkali kita harus hati-hati sebab sore adalah masih senja yang sama... lalu ia memujinya tapi senja takan berubah, sebab senja setia dengan aktivitas manusia, senja selalu menunggu pulangnnya susnset yang setia mewarnahi jingga lalu meyatuh dengan alam yang menjadi rumah manusia dan kau jua ada didalamnya disinilah aku berhenti bercakap dengan kata untukmusebab kau hilang dari kesadaran hamba yang taat, senja tahu bahwa sakit itu rasanya seperti apa dari sinilah senja memilih untuk menunggu dan sabar sebab senja tahu hakekatnya apa dan pada siapa ia harus mengabdi juga pada siapa ia harus teguh dalam memegang kendali “cinta”. Semua pada dasarnya ialah cinta yang kasih yang sakina, mawadah,warohma. Dari kisah inilah senja mulai belajar untuk menjadi yang tak ada duannya
Pernahkah kau ditanya? Pertanyaannya bisakah aku dapat bercanda lagi dengan kalian, maka ini yang ku sebut adalah cinta yang menggantung harapan dan kenyataan supaya sesorang dapat memahaminya....
Gadis: mengatakan Hei kawan jangan sembarangan ...”lalu dijawabnya”
Senja : kata-kataku baik-baik saja... “dan dia membalas cakap saya”
Gadis : iya baik, tapi kata-katamu mengigatkan aku dengan seseorang, “tolong jangan”... lalu dia menayakan saya, bisakah kita bercanda lagi “ kita bertiga”, ooh..., iya’ boleh., kenapa TIDAK!!!! Ujar saya., lalu Dia tertawa meriang....hhhh....hhh.........hhhhhhhh.......”, dia bilang kangen “Rindu” dengan bercanda dan gurau kalian !!!... lalu aku menjawabnya : Diantara senja kau ada diantaranya, siapakah manusia itu? “Tak ada yang membedakan”, kita adalah manusia yang silahturahmi yang pada akhirnya akan sadar bahwa sore itu adalah senja yang sama dan kisah cinta yang selalu sama sebab manusia berdiri sama ratanya, harum mawar sudah tentu beda topiknya”, kalau saja masih sama barangkali kita harus hati-hati sebab sore adalah masih senja yang sama... lalu ia memujinya tapi senja takan berubah, sebab senja setia dengan aktivitas manusia, senja selalu menunggu pulangnnya susnset yang setia mewarnahi jingga lalu meyatuh dengan alam yang menjadi rumah manusia dan kau jua ada didalamnya disinilah aku berhenti bercakap dengan kata untukmusebab kau hilang dari kesadaran hamba yang taat, senja tahu bahwa sakit itu rasanya seperti apa dari sinilah senja memilih untuk menunggu dan sabar sebab senja tahu hakekatnya apa dan pada siapa ia harus mengabdi juga pada siapa ia harus teguh dalam memegang kendali “cinta”. Semua pada dasarnya ialah cinta yang kasih yang sakina, mawadah,warohma. Dari kisah inilah senja mulai belajar untuk menjadi yang tak ada duannya
C.
Penegasan Ulang
Pesan senja bahwa manusia yang tahu akan kekurangannya
adalah dia yang akan tahu akan rasa sakitnya. Kisah cinta manusia itu datangnya
dari yang maha esa dan selagi manusia menyadari itu maka timbullah rasa
kesadaran yang lahiriah dan selalu berpegang pada janji-janji yang sudah kau
keluarkan dari organ-organmu yang menjadi alatmu untuk berkomunikasi antar sesama
ummat dan tahu akan arah lisanmu yang keluar dan selallu beristiqomah dengan
nama tuhan dan dimulai dengan BISMILLAH”......
Comments
Post a Comment