Skip to main content

Posts

Showing posts from October 12, 2018
Nyayian Sawah Untuk Pohon Sagu Karya: Akbar, Daud Bunga teratai mekar kembali bertedu diatas genangan air yang merebah ditepian bukit dan tebing-tebing yang juram Denting meluap, burung menari-nari mencari mangsa di tepian kali sudakah hamba menanya, untuk siapakah kau datang menari begitu genit rupamu sampai aku lupa ‘kalau ... Air yang mengalir begitu tenang, mengisi kekosongan ruang yang tak penuh pasrah, sawa melambai-lambai pohon nyiur di sepanjang pantai Benih sawa bermaing ria , tuang dan nyonya masih tersenyum ria angin disana mengabari pohon sagu bilang padanya jangan jauh, merapatlah, berdiri bersama kami katanya kau harus tetap bersiul supaya tumbuh dan panen sawah ladangku Ternate/22/april/2018
Pohon Untuk Kehidupan Karya: Akbar D,Booy Hari pagi tak seperti embun di hari kemarin semua berjalan begitu saja entah siapa mayornya seperti kanan dan kiri terjepit lalu menjerit seperti anjing menggongong yang tak mampuh lagi melihat insan pagi yang bersenja menyapa dengan dua tangan lalu rakus untuk mengambil semuanya dan tak ada lagi harapan untuk menjadi kenyataan dimana kita sebagai laki-laki kelak akan sendiri. Bukan salahku, aku datang dari langit gelap bawakan roh kehidupan bagimu bukan salahku,aku harus lewat jika manusia tanpa pedulikan mempersilahkan singga demi kehidupan maka keperkasaanku kutunjukan andai kau hadang, kau rintang dengan berjuta pohon dan hutan pasti aku kerasan bermukum di daratan sebenarnya, kehadiranku ingin lama tinggal dicelah bumi memberi kehidupan pepohonan memperpanjang nyawa hewan serta bermain bersamamu manusia tapi, tempatku telah kaujarah, kau dirikan pemukiman. Kau layak di panggil penjilat yang rakus dan merampas dengan diam-diam kau merob
Alam Rayaku Karya: Akbar, Daud Kau mengajak kita untuk mengenal diri tapi selalu ditumbang oleh kaum pemotong sendiri hati jadi malu, kian terbelai oleh tangan-tangan jail sudah tak kasih lagi, anak bulan ini semua berubah menjadi materi semua berubah menjadi bekas tangan Noda tanganmu bengis pakaianmu kau sulap menjadi asing, kau bunyikan sirina penuh senyum dan tawa lalu merdeka diatas penderitaan kami Adakah secercah harapan buat anak cucumu kalau kau diam dan rakus untuk menelan isi perut raya ini apakah akan ada tumbuh diantara berjuta pohon atauka pikiranmu sudah menipu akalmu sehingga hatimu tak lagi bicara lalu diam seribu bahasa Padahal subur lahanmu bagai laut yang melimpah luasnya samudra sunyikah malammu sampai kau tebas tunas-tunas hijauku aku haus, aku butuh udara, aku butuh kehidupan untuk tunas-tunasku tapi kau begitu pandai menyulap aku sampai semua bentukku menjadi arang yang melata Kau Bukan Manusia ............ Ternate/22/April/2015
Tuniru Toma Alam Karya: Akbar, Daud Alamku begitu asri, nyayian satwa menyukai aku mereka menghiburku di alam yang ria ini merdunya gesekan daun, gemuru suhu datang menyapa kala hujan aku ingin bergegas, embun tiba lambat langkahku Esoknya, kusandang saloi kurapatkan dekat bahuku kupetik separuh dari daun-daunya lalu ku bawa untukmu Kenapa begitu terburu-buru?... Hari sudah petang, fajar sudah mulai redup mataharinya sedikit malu-malu, menandakan aku pulang begitu bersua pada alam, tanah pusaka moyang-moyangku suara burung berkicau juga makin pelang, ditelingaku esok aku akan kembali menyapa pagi di atas mercu suara ibunda alam Ternate/22/april/2017
Kala Cerita Pulang Nama Karya: Akbar, Daud Aku pendaki yang setia berguling dengan hukum rimbaku semakin aku tehempit semakin juga aku tetawa sampai kicau burung melawan tarian mercu-ku Budaya ini sadis kalau kau hadang kau rintang janganlah kau mneysal sebab akulah rimbaya aku belajar umtuk membunuh waktu aku belajar melawan embun tidak untuk mengambil lalu aku pergi meninggalkan jejak langkah, para pendaki untuk hari ini, seok dan selamanya selalu tetap begini Ternate/22/april/2018
Kehidupan Alam Karya: Akbar, Daud Alam liarku setia dengan manusiaku manusiaku selalu ikuti hukum rimba alamku sorot mataku, kadang saja tak lepas dari belengu alang-alangku Kehidupan wana bagai moyangku yang menerjang untuk menghalang ombak yang datang menerpaku moyangku tak mudah tunduk untuk membela Mercu suara burung selalu bekicau keras tanda, sirina yang datang menolongku tak ada yang kekal namun selalu tumbuh abadi untuk menjadi seribu dari satu rahim ibunda alam moyangku selalu menjadi bangsa, penakluk ternate/23/april/2017
Kata Uang Karya: Akbar, Daud UANG... Uang memebuat manusia menjadi onani Lupa akan etika untuk menjadi manusiawi Tidak ada lagi pri kemanusian yang melekat di pundak Hilang keadilan mereka, hanya memikirkan uang UANG... Uang bisa membeli kekuasaan bisa membeli kebenaran Namun kita akan sirnah, semakin banyak kita menerima akan semakin Hilang kemanusiaan kita, itulah sebabnya kenapa kita manusia selalu berpikir utuk menang sendiri tanpa memikirkan orang-orang dibawah kita kenapa kita tidak belajar untuk memberi UANG... uang sungguh memiliki dalil kekausaan diatas negeri yang fanah ini amruk sudah keadilan karena sudah di beli oleh yang berkuasa UANG... uang membuat manusia menjadi angkuh dan lupa akan masa percekik uang semakin merusak bangsa dan tidak ada kesetaraan diantara miskin dan kaya didunia ini hanyalah orang yang berakal yang mampuh melihat keduanya dengan nilai yang sama ternate/01/24/2015
Suara Anak Negeri Karya: Akbar Daud Mereka terlihat seperti kambing hitam Seperti kelelawar, berjalan tanpa arah dan tujuan, Terbang sana sini lalu merampas hak-hak milik rakyat Mereka menuangkan kata-kata manis penuh dosa Dengan wajah-wajah seribu kepalsuan Hamba tak sanggup melihat kalian melakukan ini Hilanglah kepercayaan ditelan masa yang kelam Waktu pun bersua dengan janji-janji kalian telinga terasa panas mendengar makian dari gerbon-gerbon apakah demokrasi kita salah ataukah sistemnya komulatif wahai anak negeriku tercinta beginilah cara media berteriak, dengan sorak suara negeri hingga sang petir pun ikut murka, lalu! membakar wajah-wajah syariat hilang, mereka hilang seperti sulap kebayan ternate/28/Agustus/2018
Pengabdi Setan Karya:Akbar, Daud Oh.... kenapa aku merasa tergesah-gesah dengan dinamika kalian dan kenapa bukan karena dia dan harus dia lalu kenapa di mimbar sana ada sikuat dan si lemah yang bertarung inikah kehadiran hamba yang sebenarnya ataukah kita semua sedang mmengadu nasib, disiang bolong ini Dikanan dan kiri sama saja mengadu nasib apa ada dukun disetiap sisi mereka ataukah ada para ulama yang mendampigi mereka ataukah ada guru besar yang menyusung propaganda lalu menyuruh masing-masing untuk memperdebatkan Aku bagai disangkar emas yang bermacam-macam medianya Lalu kau bagaikan gongongan anjingyang menanyakan siapakakah aku dibalik media ini aku bungkam sudaraku kenapa para politisi negeri ini selalu iseng sendiri oh...mengapa! Kalau saja kepentingan ini hanya milik partai biarkan saja burung terikat dengan sangkarnya supaya dihiasi dengan emas dari buah tangan asing Kalau saja burung yang sudah dihiasi maka tangan-tangan sudah mengusap kepalamu lalu kau akan terlih
Merasa Asing Dinegeri Sendiri Wajah-wajah di pagi buta membawa mantra dewa-dewa dibalik tirai pintu kian seribu bahasa sudah menjadi tombak sebab esok adalah hari berfoya-foya kepalsuan wajah sudara sangatlah elok begitu membelai semuah jamahku, dipangkuanmu, sampai lupa diri, kalau amunisi tuan tersisah sedikit Feodalisme itu akan runtuh, apatisme itu akan kembali lalu doktringan akan sendiri berjalan tanpa mengenal esok Jika bangsa ini adalah bangsa yang baik, yang kuat, maka! takan ada pembodohan “saudaraku” kalau saja negara ini dibangun oleh doktrinisasi, maka” hal yang terjadi akan sama, supaya saudara-saudara kita tetap hidup untuk mengikuti sistem demokrasi adopsi bangsa luar Masa revolusi 1998 membungkam satu-persatu kaum idealis Namun begitu polos kaum berjas bengis bermain sandiwara merubah argumentasi dimensi lalu mengambil satu-satu disinilah letak panasnya para revolver negeri ini, dengan senapannya lalu... MEN..DOOOORRRR.... Katanya! kalau bangsa dan negara ini
Dinegeri Yang Kucinta Karya: Akbar D,Booy Dinegeri yang kucinta, yang punya uang bisa maingkan segalanya Tapi apakah bisa membuat mereka bahagia, “entah! Hanya kita yang berbicara bahwa kebebasan milik semua manusia Tapi seiring dengan roda kehidupan modernisasi ini, adakalanya perbudakan dan system yang membedakan kita Seharusnya kita tidak menjadi begini sebab manusia memiliki hak yang sama,derajat yang sama dimana kita selalu beretorika, menyampaikan hak-hak kalian kita yang berdiri melawan fakta yang menjadi hedon kaum kapitalis manusia dengan ciri yang serba bisa mengandalkan kemateriaan duduk senang berdiri pun juga senang itulah mereka dengan selalu emansipasi, symbol neraka tanpa malaikat melupakan rahim suci janji para pemimpin dan membanggakan dunia yang dibangun oleh kaum buru Wana setia menjadi kehidupan kami dan gedung-gedung yang penuh dengan keserakahan, itulah mereka mereka yang berbau bengis dengan jas yang mengisap banyak parfum luar negeri mencari kursi lalu me
Budaya Merah Putih Karya:akbar.d.booy Indonesiaku punya tuan, tanahnya para raja-raja Indonesiaku berdiri dengan satu akar tunggal, “bineka tunggalika” Indonesiaku itu hidup dengan banyak ragam bahasa Indonesiaku memiliki budaya yang kuat, mampuh menyatukan bangsa negeri ini Indonesiaku damai, hidupnya, rukun, bahu membahu untuk satu nusa bangsa dan tanah air Indonesiaku memiliki cakar yang kuat tajam matanya mampuh menembus langit yang biru bersoraklah maka semua mulut pun bugkam, itulah indonesiaku Demi tanah air negeri ini, aku bersumpah untuk dikemudian hari anak cucuku masih merasakan budaya bangsa negeri ini Terkadang saja mereka yang berpolitisi melihat semua ini dengan materi lalu punya misi untuk menggadaikannya Ada apakah ini? Apakah ini investasi negara asing dengan jamannya globalisasi,modernisasi,hedonisasi lalu siapakah yang mendiskusikan ini… ucap mereka, tanyaku” ‘ apa aku atau kau, ataukah kita yang tergolong’ yang berdasi bengis,yang baunya sampai ke negara t
Marhein Diujung Tanduk Karya Akbar D,booy Hei bung karno …….. Hari telah silam dan semua sudah berlalu tetapi masih saja ada parfum yang luarnya wangi dalamnya busuk. mereka anak cucumu bertanya-tanya kepadaku tentang indonesia selalu bertanya, sampai kapan, negeri ini akan bangkit kami keluh, resah terhadap propaganda yang isinya hanyalah doktring Di mana kris tanah air ini di mana... oh ... bung karno jika kris, tombak dan panah tidak lagi berdiskusi suara negeri ini akan terus bungkam Air mata bercucuran, membasahi wajah sahrina kian tak tahan lagi melihat wajah-wajah bertopeng yang menari di atas kemunafikan negeri ini mereka… para intelek, kenapa berlagak pandai cobalah kalian tengok keatas tanah air in
Indonesiaku1945 Akbar D,Booy Indonesiaku Kau mengajarkan kami cara bergotong royong Kau satukan kami dalam ikrar sumpah pemuda Kau segukan kami, untuk menumpahkan dara juang ibu pertiwi Indonesiaku Kau perlihatkan kami kemerdekaan 1945 Kau mengajak kami untuk bermaing tonil Lalu kau ciptakan kemerdekaan, namun bangsa negerimu sendiri masih bermaing arah entah apa…? Indonesiaku … Apakah janji ibu pertiwi bisa di pegang teguh oleh bangsa ini? Bangsa yang system pendidikannya baik juga ramah Katanya begitu ... Indonesiaku Kekayaan kita semakin menjadi-jadi tapi apakah pendidikan kita bisa terpenuhi ! Tambang dimana-mana, hutan yang asri hilang di telang mangsa Satwa liar takut lalu terbang menuju kelam, dimana hukum alam kita yang sudah tertulis dalam undang-undang negara masih saja di pungkiri oleh orang-orang hebat bangsa sendiri indonesiaku … negerinya para raja-raja tapi orangnya masih berlagak pintar seakan mereka juga ikut menjadi rajanya negeri ini, negeri ini memang kaya, kaya
Sari Konde Karya: Akbar d,booy Sari konde... Kini kau digores oleh banyak warna hitam dan putih entah dia siapa, kami tak kenal sungguh dirimu sangat kokoh dengan bangsa ini namun kau harus menanggung beban sebab salahnya tafsir, lalu begitulah manusia bukan malaikat juga bukan tuhan yang katanya pandai namun sirna dalam pemaknaan kata-kata syairmu... Sari konde... Begitu luas maknamu sehingga aku lenyap untuk melihat keelokan maknamu itu kau membuat kami mengoceh terlalu keras Sari konde... Pesan yang kau kantongi terlalu banyak sehingga tertumpah rasa kerinduaanmu pada syareat islam ini sungguh indah cara-caramu berkata tapi kami terlalu lekang sehingga terkupas dan haus lalu ketika haus berubah menjadi amarah maka matahari tak lagi sama dengan sore ini sore ini begitu gelap aku tak dapat melihat hanya mampuh merabah Sari konde... Malam ini kau terlihat, dan wajah rembulan yang kau lihat akan sadar bahwa mawar yang kau tanam di pagi itu sudah kembang dan tak layu lagi
Untukmu Guruku Akbar D,Booy Paradigma kita selalu beruba-ubah waktu yang menjadi lawan petarung Ketika alam mulai mencari keseimbangan maka kita semua akan berjalan di atas waktu Hidup dalam dunia pendidikan itu keras seperti berburu dirimba raya berpacu terus dengan pendid ikan Apa karena waktu dan alam yang membuat kita onani semua menjadi hambatan dan anugrah Mensyukuri nikmat tuhan selalu saja bertantangan dengan waktu yang sudah disepakati Atau kita salah dalam hal ini semua yang tmpak buruk dan baik itu sama saja bahayanya Apa kita dilahirkan untuk menjadi petarung? Iya..... Sedangakn lawan kita itu sama wujudnya dengan kita Problem dan hedon menjadi panggung sandiwara untuk orang berekspresi Bukankah kita belajar untuk menjadi akhlak yang baik tapi kenapa beliau mnenghukum kita dalam kurung waktu yang tidak bersahabat dengan alam Kikta menjadi jiwa yang berkelahi dengan suasana ini seakan pikiran kita mengajak untuk menantang semua ini karena ruang dan waktu Belajar se
Politik Butuh Tumbal Karya :Akbar d,booy Lalu pada siapa ia akan mengadu ketika pada saatnya ia di imajinarlkan oleh kaum sekutu itu sendiri ialah para komunis yang berwujud imam yang kini ikut sertakan dalam dunia politikus yang coba mengatur dan membuat lalu menindas dan bukan hanya itu saja keasingan yang di buat oleh kelompok itu bukan main-main yang mencoba mengusir kaum “proletar” lalu dimanakah kebenaran akan terungkap ketika anak cucu bertanya dan bagaimana pula ketika kebenaran itu terjawab lalu anak cucu sendiri mencoba mengobrak-abrik gerbong politisi yang pada dasarnya memutarkan fakta lalu memaingkan sandiwara, menyemprot parfum sana sini Propaganda sudah di buat kau salah untuk melarang kami, para penerus negeri ini lalu kucoba untuk mengambil kembali satu kata dari sang legenda wiji thukul dengan kata " lawan" ternate/24/01/2014
Kota Karya : Akbar d.booy KOTA Sesekali aku berpijak dan berideologi dengan bangsa semakin banyak problem yang harus di terang-terangan dan kini aku menjadi hamba yang memikul tanya (?) KOTA Ku’usap jemari di cela pertokohan, rakyat yang ditindas Kini beradu nasib dengan kebutuhan pangan untuk anak-anak mereka rakyat semakin diam dan tanya apa yang di bungkam dalam kota ini Apa?... KOTA Disana ada yang terlihat terpenjara dirangkap dalam arung jeruji besi yang dirasakan “sakit” kian hempas terbawa angin sudah jauh takan kembali lagi oh... nasibnya deru ombak memanggil tatkala sarung pedangmu lepas dari genggamanmu KOTA Adalah aroma wangi yang subur yang memancarkan cahaya menyinari setapak dan memanas kulit para pecinta yang mencari dan siap dicari oleh segumpal bau yang tak sedap dan itu nampak di kaki hamba KOTA inikah kotaku dan tak seorang pun yang mengusik diriku bukan kau juga aku yang menggangu keamanan dan berbuat subversif aku bukan bangsa asing ........ ternat
Bilik Suara Karya : Akbar D, Booy Sang waktu memutar lima waktu Tinta jemari menatap kemenangan Di ujung sana, yang berkantong tebal seakan terkobar yang tak ada penuh pasrah “ gertakan suara serentak melaju kedepan satu langkah lagi, kau kulewati kalau sampai waktuku ... Bilik kaulah penentu lima tahun Negara dan bangsaku Ternate/04/22/2018
Lembah Dikau Pecinta Karya: Akbar D,Booy Aku tak berani menyakiti cinta sebab aku pecinta Aku bukan petarung cinta tapi aku pecinta Aku selalu besar dan hidup dengan cinta Lemba ini mengajari aku tentang sabda cinta Aku renung dalam jalan setapak rimba bagai cahaya yang tak kalah dengan sunyi dan gelap Dan remang-remang menghampiri lalu menakut-nakuti jiwa ini Aku belajar seperti yang lainnya juga namun aku beda, cintaku sampai saat ini mengajarkan aku tentang semua itu dan kini aku ada untuk cinta Aku tahu dari abstraknya cinta ini yang banyak menamai cinta itu cintaku mengigat aku dilemba ini yang terkurung dari semak-semak rumput liar lalu ku mulai membuat batas cinta itu Apakah cinta itu? Ialah perasaan yang sembunyi lalu keluar begitu saja bagai air menabrak karang dan ombak yang menyapuh bersih bibir pantai lalu pasirnya ikut sirnah dalam sekejap dan indra pun menjadi keraguan untuk diri sendiri lalu menjadi bungkam dalam peristiwa yang cekam dan hilang ditelang masa tern
Mencintai Dirimu Karya: Akbar Daud Ku untaikan kata dalam tulisan kertas lembar Ku tulis syair-syair cinta tentang dirimu Terbawa asmara dalam mimpimu Adakah kesempatan kugenggam hatimu Terdengar musik klasik Cinta kita bersemi dalam melodi musik kini Wajahmu terbayang disaat aku menatap sang rembulan Aku seperti musafir yang berjalan disaat fajar mulai terbit Wahai sang dewi Kapan, dimana hamba akan menyapa dirimu Melepaskan nestapa cinta yang selama ini terpendam Kau dan aku bagaikan irama gitar dimalam hari Tertiup angin terbawa asmara Hingga hilang tak bertemu Ternate/12/15/2013
Gadis Termangu Karya: Akbar d,booy Hari petang mulai redup Tiba malam mata tak redup Si gadis kecil menunggu tiba! Ada apa dengan si dia... Di bibir pantai beralas daun kelapa Anak pantai masih menyapa Lambat air, lambat laung Malam yang sunyi jadi iseng sendiri Lalu para nelayang telah tiba dengan perahu-perahu Gadis desa tersenyum ria Mengundang tanya para nelayan Disini aku masih berdiri Termangu digaris bibir pantai Dan saat senja datang aku pun menghilang Mengikuti lingkaran ombak Menyusuri derasnya gelombang Yang telah tiada dan hilang begitu saja Ternate 27 agustus 2018
Helai Nafasmu Kamar dingin dirangkul malam yang gelisa kasur jadi sepanas bara bukan mawar penyebabnya gumam salah seorang perawan yang lebih mendalam air mata cintanya Dihati bulan bersaksi laung melambat melodi, gitar ‘ku main dua hati saling diam meraut tanya hamba dikau sebelumnya lebih memendam rindu dalam api cinta seorangnya lagi sedang menjeli dalam hati saling menatap ..... Ternate/24/Januari/2013
Yang Berbisik Akbar D,Booy Bulan tersipu malu melihat kami dibalik awan yang sayup menerangi lautan hingga di kakiku menginjak sinar itu terdengar suara ombak seakan mengajak untuk bermain kerlap-kerlip lampu di seberang pulau pulau yang hanya terlihat seperti bayangan hitam lalu suara nyayian perlahan mendekat dihati ini diakhiri dengan bintang yang terasa dekat berada di atas kepala semakin aku melihat ke atas semakin banyak terlihat ribuan cahaya bintang yang menenangkan jiwa ini terimakasihku ucapkan untukmu Ternate 22/06/15
DI Imajinasi Karya : Akbar d,booy Aku pengen bebas seperti elang yang dirimba sana, imajinasi penawar yang membawah mereka ke dunia macai Tanpa menawar bagai siang yang tak dapat menolak malam Saling membagi seperti makan bersama di atas meja yang sama Sampai aku terbawah nuansa malam yang bertetangga dengan bulan dan bintang semua diam, tenang dan indah Pikiran ku jadi enak entah apa yang kupikirkan, ku ingin hilangkan benci dalam hati Di hari yang cerah ini aku ingin berbagi dengan kalian semua tanpa ada kata henti diantara yang ada Malam ini sudah berganti siang kini aku di ambang “huru hara” semua menjadi senja yang terlelap dengan waktu yang singkat Sanset yang tenggelam begitu redup Sampai ada aku dan kau yang menjdi saksi pada sore itu Ternate/07/04/2015
Ibu Sepanjang Masa Karya : Akbar D, Booy Ibu kau jenuh ketika kasihmu membalikan wajah dan menoleh ke anakmu... Namun buah rindumu, kan selalu menatap wajahmu dari sudut pandang yang elok Untuk memberikan kasih dan cintanya dia rela menaruh sumpah, diatas pelita dia anakmu yang selalu berdiskusi dengan tuhan di balik wajahmu yang terkadang marah dan senang dia juga selalu menikmati setiap liku-likunya jalan yang kau beri dengan harapan dia akan menjadi anak yang baik. “IBU ..... Ternate/24/Januari/2013
Enam Tiga Puluh Pagi Karya: Akbar d.booy 06:30 pagi Dingin merangkul badanku membuat kaku tubuh untuk bergerak Aku kalah dengan dedaunan Yang kuat menahan embun pagi ini 06:30 pagi Hamba memaksakan jiwa untuk terbangun dari mimpi, mimpi yang terbeli semalam oleh suasana yang suram dan tak nyaman kujadikan itu sebagai bantal kepalaku 06:30 pagi Matahari mulai terbit dari ufuk timur tatkalah sarung tanganku lepas dari jemariku tiada yang tahu ku melawan dingin seandainya esok sangatlah menjadi dingin maka hamba tidak akan menjadi semangat seperti pagi ini pagi ini sejuk sebab mataharinya lagi bermanjakan sinarnya, daku senang menatapnya 06:30 pagi Ku doakan dirimu baik-baik saja Harimu memang beda denganku Namun kita sama dalam satu tujuan Kita merancang gelap menjadi terang menuju jalan yang sempurnah sehingga banyak orang ikut bahagia dalam diri kita dan jiwa pun menerima itu 06:30 Pagi Ku ucapkan Amin dalam hatiku Dalam sudujku juga ku sertakan denganmu…… Ternate/24/Januari/2013
Kepolosan Akbar D,Booy Cantik rupamu namun masih lekang Dirimu yang polos begitu halus dibelai sudah manja lalu kau kotorkan lagi dengan tanganmu apakah masih seindah dulu? Kertas yang ku berikan sudah kau isi dengan kata indah yang berbuah roman khiasan namun sudah kau kotorkan juga, lalu dimana letak parasmu. bukankah kau sadar bahwa dirimu salah ataukah kau masih berwajah seribu ataukah kau benar! Sudah ku tuangkan berulang kali namun kau pilu dan asing untuk kau hidangkan sampai-sampai keburuh dilihat orang jalanku miring sebelah apakah fondasiku kokoh, Oh… aku merasa nyilu di gigi saat ku dengar denyut nadimu bergetar keras sudah ku obati namun masih saja berdenyut kucoba buatkan herbal namun masih menari di imajinasi apakah ini yang bisa dikatakan benar aku takut salah, namun ada yang menyalahkanku dan aku takut benar sebab kebenaran selalu hidup lalu apakah ini” coba saja kalau aku terbangun nanti maka kita akan pisah dan hidup di kemudian hari, lalu kita akan memiliki
22 Januari Akbar D,Booy Berikan aku kata-katamu yang nantinya tidak melemahkan daku “wahai kekasih” pergilah kau kejalan yang panjang dan ciptakan alur yang benar “buat hamba yang memikul tanya” perbiasakanlah dirimu melihat kebelakan dari bola mataku sebab itu baik untuk alur yang kau miliki Namun setiap jalan tentu ada likunya kalaupun jalannya seperti itu uraikanlah rambutmu dan sisirlah yang rapi sebab keelokan rambutmu membuat hamba harus berhati-hati untuk mengatur ulang alurnya, barangkali ada yang belum tersisir rapi Aku tak mau lambat melangkah doaku mengalir tanpa henti semua karena dirimu “kasih” yang menjadikan sandiwara ini berbunga tanpa ada duri bagai mawar yang mekar dan jangan kau lepas dari tangkainya kalau saja lepas, mintalah hamba untuk mengatur ulang alurnya kembali sebab aku tak tahu apakah kau nantinya melihat kebelakan lalu berhati-hati, itulah masalahnya ketika alurnya masih panjang Ternate/22Juni/2015
11-12-13 Akbar D,Booy Sebelas dua belas tiga belas bisikan hati yang mengambang bersama larutnya malam Dengan seorang gadis sekolah seusia enam belas tahun Membuka hati di larutnya malam pukul 01.30.wit. Maafkanlah daku menggurui kamu kasih ! Terjadi dialog , sang kumbang dengan seorang gadis perawang yang melawang waktu di malam hari Bukan salahku memaksa tetapi waktu yang mengadu kepada sang nestapa cinta, dan kini semua terbawah khayalan tentang imajinasi pikiranku, seperti malam yang tak dapat menolak siang... Apa aku egois, untuk seorang gadis sepertimu! Yang ku tahu dia merasakan cinta yang dalam seperti air yang mengalir ju
Diskusi senja Karya : Akbar D,Booy Fajar membentang luasnya jagat raya ini mewarnai senja di sore itu, mengelingi bukit-bukit hijaunya daun yang Membuat laut dan pantai menjadi jingga Aku merasa di telan masa, Masa waktu tempo dulu Masa waktu kau berdiri di ujung sana Masa ketika cicin ilusi itu terpasang dan masa ketika kopi pahit itu terasa manis Juga masa mengisap, yang terasa jauh…, jauh, bila ditarik, dihisap, lalu angin yang kencang berlayar ke utara, ada apa disana …? Apakah ini cerita clasik roko djisamsoe,… hmm… tidak…tidak…., tidak ada yang tahu kisah ini hanya kau... Denahi hujan mengguyur deras tubuhku langkahpun berpacu lagi Boro-boro ku hampiri, siul wana ikut bermain bersamaku Cobalah kau rasakan ungkapan itu ... Ingin kau terbuai bersamanya,namun kau masih dijalan yang sama Rindu menanti, memetik gitar kau kunanti mendengar sayu suaraku Laut pun tenang, begitu juga langkahmu Burung pun diam, begitu juga suaramu Semua pun diam, begitu juga AKU Andai w
Rembulan Karya: Akbar D,Booy Di malam yang terang di bawah lampu yang memancarkan cahaya pada rona wajah yang mengundang para pelayang Aku jadi takut dengan rayuan mautku yang membuat dia marah seorang anak muda dengan sebaya di malam yang dingin Sudut pandang tak mampu lagi melihat sirung sang petaka membawa kedamaian dalam hati hanya ada satu tujuan, bukan hal lain untuk memaksa, bayang-bayang di sepanjang mata anak di pangku di lepaskan, beruk di rimba di susukan,
Dia Samudra Cinta Karya : Akbar D,booy Denganmu aku tenang padamu jua ku sembahkan seuntai kata pramuria Sesejuk embun pagi tak seperti sejukan tawamu padaku, itu manis “... kalau kamu ingin berlayar maka aku ikut bersamamu dan kalaupun dunia yang kau kantongi itu luas maka daku ikut sertakan berlayar didalam dirimu sampai kita tua sampai jadi debu Adakah hari esok untuk kita bersama lagi, ataukah hari esok sudah milik yang maha khalik sudahkah diri kita bersih ataukah kita masih menikmati kesuburuan di tanah yang tandus ini hariku selalu bersamamu dan kita berdua akan lewati samudra ini yang begitu luas untuk kita arungi bersama kita selalu bepergian entah esoknya seperti apa aku pun tak begitu gelisah sebab jika diijinkan kembali maka! aku ingin bersamamu “seribu tahun lagi” kata khairil anwar ternate 06 februari 2015
Sahabat Karya: Akbar D,Booy Sahabatku hari ini kita bermimpi Kita yang menaruh banyangan di atas tinta jemari hitam Kita juga yang bermimpi untuk menjadi bintang yang menyalah tanpa ada yang melarang Sahabatku ……… Hari pagi ….. Hari esok, untuk selamanya, kita terus berpacu Kita terlihat seperti kuda yang setiap paginya mengelilingi hijaunya rumput di taman hijau Semangat menggigil, jiwanya tertanam tekad dalam semangat hidupnya Sahabatku…. Jika tuhan melihat dan mendengar itu semua, maka diujung sana Masih ada kau dan aku yang lagi bermimpi Dengan doa-doa yang kita ucapkan.... ternate -4-03-2017
Senyum Dia Karya: Akbar D,Booy Dialah ibu yang menggendongku diwaktu tempo itu Dialah orang yang melebarkan lesungnya kepadaku Dialah juga yang menegur dengan canda dan tawa kepada kita. Kita yang tak tahu, bagaimana cara untuk mengerti dia Tapi dialah seorang ibu yang tahu banyak tentang kita tentang bagaimnana cara menegur dan menasehati kita terkadang saja kita tdk menghiraukan dia, tapi dia selalu membalas dengan kasih dan sayang doanya mampu menembus jagat raya ini sehingga sampai kepada yang maha kasih langkahnya luas juga pengetahuannya, dia tahu apa yang kita lakukan tapi kenapa dia tidak menegur kita inikah malaikatku?... kita yang bodoh selalu menaruh dia dibelakan, lalu dia hanya diam saja apakah inilah sosok seorang malaikat yang menguji kita aku bertekad bahwa yang terkasih akan ku gengam dalam nafasku akanku jadikan dia udara yang tak kulihat namun dia ada dijiwa ini, hati itu berkata itulah doaku untuk dia ibu. Ternate -28-05-2017
Dipantai itu Karya :Akbar D,Booy Teringat masa-masa kita berdua melewati jalan setapak, pasir putih halus menyilimuti kaki lalu pergi melihat sunset dengan mata telanjang Orang yang selalu menjadi bidadari penyelamatku Lihat betapa indahnya sinar sunset menatapnya, sedikit malu-malu Ingin ku belai rambutnya dan ku Rangkul tanganya di pundakku Engggan tak mau lepas dari jemarinya ...... oh....... senjaku Ternate 06 februari 2015
Relung Jiwa Karya: Akbar Daud Ku lalui relung-relung jiwa, yang isinya jalan setapak malam Ku obati rasa sakit, pada insan yang mulia supaya hamba didekatkan padamu ya rabb kerasnya petir namun masih tunduk pada cobaanmu begitu pula kau hadiakan hujan supaya hamba sadar bahwa tak begitu lama hamba disini namun akan kembali padamu kasih tamparanmu begitu keras namun begitu lembut ketika menyentuh hati begitu derai air mata, begitu pula kekosongan yang engkau berikan pada hamba namun begitu tulus, kau membelai kepala hamba menaburkan benih yang baik, supaya hamba tetap terjaga kalau kekasih insan yang kau rupai hamba akan tunduk setiap ucapan darinya begitu keras badai yang menerjang namun begitu lembut cinta yang kau berikan sampai takdir pun terlampaui, tunduk pada kasihmu ya’ rabb ..... Ternate/24/januari/2013
Insan yang Takwa Karya :Akbar, Daud Tuhan dalam tanya selalu hamba mengadu begitu banyak keresahan hamba padamu begitu tekad keyakinan ini untukmu insan yang beriman selalu takwa padamu menapaki jejak langkamu menuai benih untukmu dalam diam ingin hamba belajar melahirkan syariat untuk wujud hakiki seperti kiri dan kanan yang menerpa mereka diam seribu tanya bagai air di ujung sana tenang damai, tak ada elokan supaya hidup tetap istiqomah indah wujudnya , nampak liar begitu banyak kala hamba diberi nikmat supaya hidup lebih bersama terik-terik mencekam...menikam... menghantam bagai karang diterjang ombak meratakan hingga ke bibir pantai adakah insan yang beriman supaya hamba bisa memadu kasih oh... tuhan, berilah hamba ketenagan jiwa supaya hamba dapat mendidik, untuk menjadi kasih yang istiqomah serta selalu dijalanmu yang insan beriman penuh takwa Ternate/22/juni/2015
Subuh Adalah Doa Karya: Akbar D,Booy Subuh itu, aku sudah mengirim pesan dalam doaku untukmu Aku ingin kita menjadi setangkai pucuk yang mekar dipagi hari, yang tak kenal lelah dan terus tumbuh mekar ... Subuh itu, aku merindukanmu, wahai kekasih bersama, dalam ruang, waktu yang disini kutulis untuk tak nampak kulihat namun itu untuk menipu laraku ... Subuh itu, aku mendengar syair-syair tuhan lantunannya dan aku ingat cinta dan kasihnya selalu kuberikan untuknya ... Subuh itu ... aku mendatangkan dirimu untuk dalam dirinya tentang syair-syair yang ku dengar tentang bagaimana ia memulainya ... Subuh itu adalah doaku untukmu ... Subuh itu adalah keindahan tuhan untukmu ... Subuh itu adalah zat untukmu dan subuh itu tentang kita yang hadir dalam hidupmu Subuh juga menyuruh aku menghilangkan diriku dari nampaknya kata “kita” ... Subuh itu indah dan humanisti selalu menciptakan metafora dan hiperbola untuk segala manifestasimu dari alamku ke alammu dan untuk’ku, hanya untuk’m
Rinduku, Rindumu karya: Akbar D,Booy Rinduku pada rasul ... pada saat-saat genting kucoba mengusap jemari diwajah dengan menyebut ‘’Allahhumma shalli’alaa sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad’’ rinduku padamu ya rasul ... pada saat-saat riang tanganku letih, dan sirna pada wajah-wajah cermin yang menjadi nihil kalau rasul berkata, ku taat namun ketaatanku sangat kaku dan liku semoga ada untuku yang membawa lupa ini Rindumu padaku ya’ rasul ... waktumu kau kosongkan buat hamba yang ternoda kau membawa cermin, dengan menaruh beban dibahumu disaat-saat kau disulap, kau ingat diriku Disaat-saat kau tidak dibebani, kau minta sebagian dariku dan aku lupa akan kasihmu kepada hamba aku serakah dan terpenjara hilang pengetahuan hilang ilmu hilang akhlak, hamba hamba mohon di bimbing lagi, ya kekasih Allah... Dia kekasihnya, dan aku belajar mengikutinya supaya aku bebas dari lekangnya waktu dan peradaban dunia dalam hati bersayu... kian resah air hujan tak akan melihat
Ramadan Bulan Perdamaian Karya: Akbar D,Booy Ramadhan menyapa kita dengan berbagai macam kegembiraan bagai air yang selalu mengalir dari hulu ke hilir Ramadhan banyak memberikan kita rasa syukur yang tak ada tandingnya bila fajar petang tiba kita berbuka dan bila malam tiba kita menjalankan sholat diwaktu yang pas tanpa ada rasa kepaksaan sungguh teranglah bulan ini yang telah menyempurnakan kami dari segala godaan yang berupa macamnya lalu menghampiri hamba-hamba tuhan tapi aku tetap berdiri teguh maha besar segalah puji untuknya dan sebarkanlah diantara insan, inilah islam agama perdamaian Hamba-hamba yang bersujud, berwuduh, beritiqomah dijalanmu senantiasa bersamamu wahai saudaraku ingatlah bahwa dunia ini hanyalah dogma dari kaum yang mendahului lalu hati-hatilah kalian dalam dogma radikal yang akan dizaman ini zamannya akhir zaman itu cobalah tenggok dan selalu istiqomah di jalannya. AMIN..... Ternate/20/juni/2018
Dari Hulu ke Hilir Akbar D,Booy Kau benar tentang kecepatan yang membuat seseorang merasa tenang, senang, bahagia, namun kau harus sadar bahwa tak selamanya kecepatan membuat orang merasa senang, sebab terkadang kecepatan membuat seseorang merasa kelelahan lalu bungkam dengan yang ada Bungkam dirimu menunggu daku saat waktu yang akan menjawab dari alang-alang yang kau lewati, lalu menunggu jawabku apakah aku sadar dengan pengakuanmu ketika kata-katamu menjadi keresahan dan matamu melotot kearahku lalu bisikan sang alang yang menyerupai manusia untuk menafsir kata-katamu, untukku Tabir bagai angin yang lewat dan selalu berhati-hati Selalu jeli, barangkali ada yang ditakutinya aku bukan ahli nuzum yang nantinya berbicara benar melalui mimpi dibalik lembah, kalau saja nanti waktunya aku akan bahagia bersama orang disekitarmu lalu menjawab sang khalik, yang mengirim sang alang dengan doa-doa untuk kekasih yang esa Asalamualaika... ya rasul allah. Berikanlah hamba benih yang baik un
Akan Ada Hari Mulut Terkunci Karya :Akbar D,Booy Tuhan aku menari diatas dosaku bagai pentil yang kadang terpojok oleh tuannya, nasib dirimba kian terbelai ambang menunggu satu-satu, menghadapkan wajahnya sampai petang Sinar matamu mulai redup tak ada cahaya yang dapat menembus senyum itu lagi hanya namamu tersimpan bagai daftar dalam pendidikanku Sudahkah kau lihat betapa duniawi mengerjakan kita sampai-sampai kita merasa dikerjain oleh tuan filsafat sudahkah kau melihat betapa kebodohan kita mungkin saja siul burung tak terdengar lagi oleh wana namun, karena hilang ditelang kelam Kenapa tuhan menangis melihat manusia-manusia yang rakus dan sombong bagai pemuja tanpa makna entah apa lagi yang patut disembah oleh kita yang berdosa ini jiwa terasa mati, tubuhku kaku, denyut nadiku begitu kencang sudah terlambat dan kau rengut semuanya O...h... air mata, menjadi dahaga mereka,seakan tergiur penuh pasrah melihat hamba diatas tirai, terbaring sendiri hatinya tak kuasa, memad
Tentang penulis Akbar daud, biasa di sapa bhalo ialah anak dari drs daud booy dan sumy souwakil, lahir di ulima 24 januari 1994 ambon (ambalau desa ulima). Jenjang pendidikan yang pernah di tempuh yaitu sekolah dasar alkhairaat kalumpang dan lulus pada tahun 2007 smp islam 1 kota ternate -2010, smanegeri 4 kota ternate -2013 pada tahun 2013 penulis melanjutkan kuliah di universitas khairun, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan mengenai menulis, maka penulis bergabung dengan kelompok studi mahasiswa pecinta intelektual (kesmapint) pada tahun 2013, dan juga bergabung dengan oraganisasi eksternal yaitu gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) pada tahun 2013. adapun oarganisasi eksternal penulis juga terlibat dengan organisasi internal yaitu, aku bagian dari alam semesta (KPA. ABDAS TERNATE) pada tahun 2014 selain itu, penulis juga membuat satu organisasi jurnalis yaitu, forum pecinta
KATA PENGANTAR Puisi ialah ramuan yang sudah di racikan sehingga menjadi satu obat yang dapat mampuh membunuh siapa saja dan jikalau salah mempergunakannya maka kita akan tergolong orang-orang yang sakit akan pengetahuan. Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan ia adalah lagu yang muncul dari luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum begitulah kata penyair legendaris Khalil Gibran. dengan begitu puisi sangatlah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia di alam semesta ini. Puisi bagai pedang yang dapat membunuh seseorang lewat kata-kata, bahasanya yang halus sehalus kain sutra, juga mampuh merobhokan mimbar yang penuh dengan keapalsuan lalu menyusup relung-relung jiwa hingga tunduk dan pasrah pada kekuatannya. Jikalau menulis adalah suatu efektifan untuk menciptakan generasi bangsa yang baik, maka “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”― Pramoedya Ananta